Saat berbicara tentang investasi saham, dua strategi besar yang sering kali dibandingkan adalah growth investing dan value investing. Keduanya memiliki pendekatan yang berbeda, tapi masing-masing memiliki potensi keuntungan yang menarik. Namun, kapan waktu yang tepat untuk menggunakan strategi growth atau value? Dan bagaimana kita bisa mengenali perusahaan yang termasuk dalam kategori growth atau value? Artikel ini akan membahas secara lengkap perbedaan kedua strategi ini, karakteristik perusahaan yang termasuk dalam dua kategori tersebut, serta kapan sebaiknya memilih salah satu dari strategi tersebut.
Perbedaan Antara Growth Investing dan Value Investing
Baik growth investing maupun value investing memiliki tujuan yang sama, yaitu menghasilkan keuntungan bagi investor. Namun, cara mencapai tujuan tersebut sangat berbeda.
Growth Investing
Growth investing adalah strategi yang berfokus pada perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi. Investor yang menggunakan strategi ini biasanya tertarik pada perusahaan yang memiliki pertumbuhan pendapatan dan laba yang cepat, meskipun harga sahamnya mungkin sudah mahal menurut standar tradisional.
Pada dasarnya, investor growth percaya bahwa perusahaan tersebut akan terus tumbuh di masa depan dan harga sahamnya akan semakin naik seiring dengan pertumbuhan tersebut. Contoh sektor di mana banyak perusahaan growth beroperasi termasuk teknologi, e-commerce, dan bioteknologi.
Value Investing
Sebaliknya, value investing adalah strategi yang berfokus pada perusahaan yang dianggap “terdiskon” atau undervalued. Dalam strategi ini, investor mencari perusahaan yang diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya. Investor value percaya bahwa harga saham perusahaan tersebut saat ini lebih rendah daripada nilai sebenarnya, sehingga mereka bisa membeli saham tersebut dengan “harga murah” dan menunggu pasar untuk mengenali nilai sebenarnya dari perusahaan tersebut.
Perusahaan value sering kali berada di sektor yang sudah matang seperti energi, perbankan, atau industri manufaktur.
Berikut tabel perbandingan sederhana antara growth dan value investing:
Aspek | Growth Investing | Value Investing |
---|---|---|
Fokus | Perusahaan dengan potensi pertumbuhan tinggi | Perusahaan undervalued atau terdiskon |
Kinerja saat ini | Laba dan pendapatan tumbuh cepat, tapi sering belum stabil | Laba dan pendapatan cenderung stabil, tapi sering tertekan |
Harga saham | Biasanya tinggi dibandingkan rasio P/E | Biasanya lebih murah dibandingkan rasio P/E |
Sektor yang disukai | Teknologi, e-commerce, bioteknologi | Energi, manufaktur, perbankan |
Karakteristik Perusahaan Growth dan Value
Mengetahui karakteristik perusahaan yang termasuk dalam kategori growth atau value bisa membantu kamu menentukan strategi investasi yang tepat.
Karakteristik Perusahaan Growth
- Pertumbuhan Pendapatan yang Cepat
Perusahaan growth biasanya mengalami pertumbuhan pendapatan yang jauh di atas rata-rata industri. Meskipun mereka mungkin belum menghasilkan laba yang signifikan, prospek masa depan perusahaan ini sangat cerah. Contoh: Perusahaan teknologi seperti Amazon atau Tesla adalah contoh perusahaan growth. Kedua perusahaan ini mungkin belum memiliki rasio laba bersih yang besar pada awalnya, tetapi potensi pertumbuhan pendapatan mereka sangat menjanjikan. - Reinvestasi Laba
Banyak perusahaan growth memilih untuk menginvestasikan kembali labanya ke dalam bisnis mereka, ketimbang membayar dividen kepada pemegang saham. Mereka menggunakan dana tersebut untuk penelitian dan pengembangan, ekspansi, atau akuisisi strategis. - Rasio Harga terhadap Pendapatan (P/E) Tinggi
Saham growth biasanya diperdagangkan dengan rasio P/E yang tinggi karena investor bersedia membayar lebih untuk potensi pertumbuhan di masa depan. Meskipun P/E tinggi bisa menakutkan bagi sebagian investor, hal ini dianggap wajar untuk perusahaan growth. - Inovasi dan Teknologi
Banyak perusahaan growth beroperasi di sektor yang berkembang pesat, terutama yang berhubungan dengan inovasi dan teknologi. Mereka terus berinovasi untuk meningkatkan produk dan layanannya, yang pada akhirnya meningkatkan pangsa pasar mereka.
Karakteristik Perusahaan Value
- Harga Saham yang Rendah dibandingkan Nilai Intrinsik
Perusahaan value sering kali diperdagangkan di bawah nilai intrinsik mereka, yang membuat mereka tampak murah di mata investor. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai alasan, seperti kondisi pasar yang buruk atau masalah sementara dalam perusahaan. Contoh: Perusahaan seperti Coca-Cola atau Johnson & Johnson adalah contoh perusahaan value yang sering dipandang stabil dan cenderung undervalued. - Dividen Tinggi
Perusahaan value biasanya lebih mapan dan sering kali membayar dividen secara rutin kepada pemegang saham. Ini karena mereka memiliki arus kas yang stabil dan tidak selalu membutuhkan semua laba untuk reinvestasi. - Rasio P/E Rendah
Saham value biasanya memiliki rasio P/E yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan growth. Investor value melihat ini sebagai kesempatan untuk membeli saham pada harga yang lebih murah dan mendapatkan imbal hasil yang baik ketika harga saham kembali naik. - Operasi Stabil
Perusahaan value sering kali berada di industri yang sudah matang dan stabil. Mereka mungkin tidak mengalami pertumbuhan yang eksplosif, tetapi mereka memiliki posisi pasar yang kuat dan cenderung bertahan di masa-masa sulit.
Kapan Memilih Strategi Growth atau Value?
Memilih antara growth investing atau value investing tidak selalu mudah. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan, tergantung pada kondisi pasar dan tujuan investasimu. Namun, ada beberapa panduan umum yang bisa membantu.
Ketika Memilih Growth Investing
- Kamu Mencari Potensi Keuntungan Tinggi dalam Jangka Panjang
Growth investing cocok bagi mereka yang memiliki toleransi risiko tinggi dan bersedia menunggu keuntungan dalam jangka panjang. Saham growth bisa sangat fluktuatif dalam jangka pendek, tetapi memiliki potensi untuk memberikan imbal hasil yang luar biasa jika perusahaan berhasil. - Pasar Sedang dalam Kondisi Bullish
Growth investing sering kali lebih efektif di pasar yang bullish atau ketika kondisi ekonomi sedang kuat. Ketika ekonomi berkembang, perusahaan growth cenderung mendapatkan lebih banyak perhatian dari investor karena potensi pertumbuhan mereka yang tinggi. - Kamu Tertarik pada Inovasi dan Teknologi
Jika kamu ingin berinvestasi di perusahaan yang mengandalkan inovasi atau teknologi baru, growth investing bisa menjadi pilihan yang tepat. Banyak perusahaan growth berada di industri yang berkembang pesat, seperti teknologi atau bioteknologi.
Ketika Memilih Value Investing
- Kamu Ingin Keamanan dan Penghasilan Stabil
Value investing cocok bagi investor yang lebih memilih keamanan dan penghasilan stabil, terutama melalui dividen. Karena perusahaan value lebih stabil dan cenderung mapan, mereka menawarkan tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan perusahaan growth. - Pasar Sedang dalam Kondisi Bearish atau Tidak Stabil
Value investing sering kali lebih efektif di pasar yang bearish atau tidak stabil. Ketika pasar mengalami koreksi, banyak perusahaan yang harga sahamnya turun meskipun fundamental perusahaan masih kuat. Ini adalah kesempatan bagi investor value untuk membeli saham dengan harga yang lebih rendah. - Kamu Suka Investasi Jangka Panjang dengan Dividen
Jika kamu mencari penghasilan pasif melalui dividen, value investing bisa menjadi pilihan ideal. Perusahaan value cenderung membayar dividen lebih tinggi, yang memberikan penghasilan tambahan bagi investor selain dari kenaikan harga saham.
Berikut tabel kapan memilih strategi growth atau value investing:
Situasi Pasar | Strategi Growth | Strategi Value |
---|---|---|
Pasar Bullish | Cocok untuk potensi keuntungan tinggi | Mungkin kurang efektif |
Pasar Bearish | Risiko tinggi, volatilitas lebih besar | Lebih aman dan cocok untuk dividen |
Minat pada Teknologi | Ideal untuk sektor inovasi | Mungkin kurang relevan |
Fokus pada Keamanan | Risiko lebih tinggi | Lebih aman dengan potensi dividen |
Investasi Jangka Panjang | Potensi keuntungan tinggi, tetapi fluktuatif | Stabil, lebih cocok untuk penghasilan dividen |
Bagaimana Menggabungkan Growth dan Value dalam Portofolio?
Kamu tidak harus memilih salah satu strategi saja. Banyak investor yang sukses dengan menggunakan pendekatan gabungan, di mana mereka memasukkan saham growth dan value dalam portofolio mereka. Pendekatan ini bisa membantu mengurangi risiko sambil tetap memberikan potensi keuntungan.
Beberapa cara menggabungkan kedua strategi ini adalah:
- Diversifikasi Sektor: Gabungkan saham growth di sektor teknologi dengan saham value di sektor seperti energi atau perbankan.
- Manajemen Risiko: Gunakan saham value sebagai “penstabil” portofolio kamu, sementara saham growth memberikan potensi kenaikan yang lebih besar.
- Pantau Kondisi Pasar: Jika pasar sedang bullish, kamu bisa memperbesar alokasi untuk saham growth. Sebaliknya, jika pasar sedang bearish, kamu bisa memperbesar alokasi untuk saham value.
Memahami perbedaan antara growth dan value investing adalah langkah penting dalam membangun portofolio investasi