
Pemerintah Dorong Listrik Tenaga Surya untuk Desa-Desa
Glitik – Pemerintah semakin serius menggarap pengembangan energi baru terbarukan (EBT), salah satunya melalui pemanfaatan listrik tenaga surya di desa-desa.
Program ini ditargetkan untuk memperluas akses Listrik, terutama di wilayah terpencil yang selama ini masih bergantung pada genset berbahan bakar minyak atau bahkan belum teraliri listrik sama sekali.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) skala desa akan menjadi salah satu prioritas dalam agenda transisi energi nasional.
“Kami ingin masyarakat di pelosok merasakan manfaat Listrik yang bersih, murah, dan berkelanjutan. Energi surya menjadi pilihan strategis karena potensi sinar matahari di Indonesia sangat melimpah,” ujarnya.
Data Kementerian ESDM mencatat, potensi energi surya di Indonesia mencapai lebih dari 200 ribu MWp, namun pemanfaatannya baru sebagian kecil.
Melalui program PLTS desa, pemerintah menargetkan ribuan rumah tangga di kawasan pedalaman, pesisir, dan pulau-pulau kecil dapat menikmati akses listrik dalam lima tahun ke depan.
Selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat, program ini juga sejalan dengan komitmen Indonesia menurunkan emisi karbon dan mencapai target Net Zero Emission 2060.
“Kalau sebelumnya masyarakat di desa hanya bisa menyalakan lampu beberapa jam dengan genset, kini mereka bisa mengakses listrik sepanjang hari untuk penerangan, sekolah, hingga usaha kecil,” tambah pejabat ESDM.
Pemerintah juga mendorong keterlibatan swasta dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam pengelolaan PLTS.
Skema kemitraan ini diharapkan menciptakan ekosistem energi bersih yang tidak hanya berkelanjutan, tetapi juga membuka lapangan kerja baru di pedesaan.
Salah seorang kepala desa di Nusa Tenggara Timur yang sudah merasakan manfaat PLTS menyebut, program ini mengubah kehidupan warganya.
“Anak-anak bisa belajar di malam hari, warga bisa mengembangkan usaha kecil seperti warung dan penggilingan padi. Semua berkat listrik tenaga surya,” katanya.
Dengan dukungan kebijakan, pendanaan, serta partisipasi masyarakat, listrik tenaga surya diyakini bisa menjadi tulang punggung elektrifikasi desa sekaligus tonggak kemandirian energi di Indonesia.