spot_img
BerandaBisnisPasar Internet Satelit di Indonesia Makin Ramai, Starlink Tak Lagi Sendirian

Pasar Internet Satelit di Indonesia Makin Ramai, Starlink Tak Lagi Sendirian

GlitikLayanan internet satelit kini menjadi solusi alternatif untuk daerah-daerah terpencil di Indonesia. Jika sebelumnya nama Starlink dari SpaceX mendominasi perhatian publik, kini sejumlah pesaing global mulai menunjukkan keseriusannya untuk memasuki pasar Indonesia.

Kehadiran para pemain baru ini membuka lebih banyak pilihan bagi masyarakat dan pemerintah dalam upaya pemerataan akses internet.

Siapa Saja Pesaing Starlink?

Amazon Project Kuiper

Amazon melalui proyek Project Kuiper berencana meluncurkan lebih dari 3.200 satelit untuk menyediakan layanan internet global. Meskipun belum beroperasi secara komersial, Kuiper dijadwalkan akan aktif pada tahun 2025. Kehadirannya di Indonesia masih menunggu regulasi dan izin resmi, namun potensi integrasi dengan ekosistem Amazon dan AWS menjadi nilai lebih.

OneWeb – Eutelsat

OneWeb, perusahaan asal Inggris yang kini telah bergabung dengan Eutelsat, menjadi pemain besar lainnya. Mereka telah meluncurkan lebih dari 600 satelit dan menyasar pasar B2B (bisnis ke bisnis) serta pemerintahan. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan tantangan geografis, menjadi target pasar strategis bagi OneWeb.

Telesat Lightspeed

Perusahaan asal Kanada ini tengah mengembangkan konstelasi satelit LEO (Low Earth Orbit) untuk menyediakan layanan internet cepat dan stabil di wilayah terpencil. Meskipun belum aktif secara global, Telesat membuka peluang kerja sama dengan negara berkembang, termasuk Indonesia.

China SatNet (Guowang)

Didukung penuh oleh pemerintah China, proyek Guowang bertujuan membangun lebih dari 13.000 satelit. Selain sebagai pesaing Starlink, proyek ini memiliki dimensi geopolitik dan teknologi. China bisa menjadi alternatif pemasok internet satelit, terutama di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Mengapa Ini Penting untuk Indonesia?

Dengan 17.000 pulau dan wilayah pedalaman yang sulit dijangkau oleh jaringan kabel, internet satelit menjadi solusi yang efektif. Kehadiran lebih banyak pemain bukan hanya soal kompetisi, tapi juga soal aksesibilitas, harga, dan kualitas layanan.

Pemerintah Indonesia sendiri sedang mendorong pemerataan akses digital. Dengan banyaknya alternatif, pemerintah dan swasta memiliki lebih banyak mitra untuk memperluas jaringan internet ke wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).

Kapan Layanan Ini Akan Tersedia?

Starlink sudah mulai uji coba layanan di Indonesia sejak awal 2024. Project Kuiper dan Telesat dijadwalkan mulai beroperasi pada 2025. OneWeb melalui mitra lokal diperkirakan masuk secara bertahap. China SatNet belum mengumumkan jadwal pasti, namun ekspansinya ke Asia diprediksi terjadi dalam 2–3 tahun ke depan.

Bagaimana Dampaknya bagi Konsumen?

Konsumen Indonesia berpotensi mendapat manfaat besar dari persaingan ini:

Harga lebih kompetitif, Kualitas layanan meningkat, Lebih banyak pilihan paket dan mitra lokal, Dukungan untuk, transformasi digital di sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi lokal

Pasar internet satelit di Indonesia tidak lagi dimonopoli oleh satu nama besar. Dengan hadirnya Amazon Kuiper, OneWeb, Telesat, dan China SatNet, masyarakat Indonesia memiliki lebih banyak opsi untuk menikmati internet cepat dan stabil, terutama di wilayah yang belum tersentuh oleh infrastruktur kabel.

Semakin banyaknya pilihan ini membawa harapan baru bagi konektivitas Indonesia ke depan.

Must Read