
GCC Aktifkan Kembali Aliansi Pertahanan, Tegaskan Solidaritas Kawasan Teluk
Glitik – Serangan Israel ke Qatar pada 9 September lalu menjadi titik balik bagi Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) dalam memperkuat persatuan kawasan.
Enam negara anggota GCC—Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA)—sepakat mengaktifkan kembali aliansi pertahanan bersama sebagai simbol solidaritas dan perlindungan kolektif.
Langkah tersebut menegaskan bahwa keamanan satu negara Teluk tak bisa dipisahkan dari keamanan kawasan secara keseluruhan.
“Pakta pertahanan GCC jelas menyebutkan, serangan terhadap satu anggota merupakan serangan terhadap semua negara,” tegas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Mohammed Al Ansari.
GCC juga mengumumkan rencana menggelar pertemuan Komando Militer Terpadu di Doha dalam waktu dekat, setelah sebelumnya mengadakan konsultasi militer darurat.
Upaya ini dipandang sebagai sinyal keseriusan negara-negara Teluk dalam meningkatkan kemampuan pencegahan di tengah eskalasi ancaman dari Israel.
Sekretaris Jenderal GCC Jasem Mohamed Albudaiwi bahkan melangkah lebih jauh dengan menyerukan campur tangan Amerika Serikat untuk menekan Israel.
“Kami berharap mitra strategis kami di AS menggunakan pengaruh mereka terhadap Israel agar menghentikan perilaku ini. Mereka memiliki pengaruh, dan sudah saatnya digunakan,” ujarnya, dikutip dari Al Jazeera.
Dengan langkah tegas ini, GCC tak hanya menunjukkan kebersamaan menghadapi ancaman eksternal, tetapi juga mengirim pesan ke komunitas internasional bahwa stabilitas Teluk adalah kepentingan bersama yang harus dijaga.