
Prabowo Lantik Eks Panglima dengan Rekam Jejak Reformasi Militer sebagai Menko Polhukam
Glitik – Presiden Prabowo Subianto secara resmi melantik Letnan Jenderal TNI (Purn) Djamari Chaniago sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) dalam sebuah reshuffle kabinet di Istana Negara hari ini. Pelantikan ini menarik perhatian publik mengingat sejarah kompleks antara Presiden dan menteri barunya dalam sebuah momen penting reformasi militer Indonesia.
Djamari Chaniago, mantan Kepala Staf Umum TNI yang pensiun pada 2004, bukanlah nama baru dalam peta politik dan keamanan nasional. Namanya tercatat dalam sejarah sebagai Sekretaris Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang pada 1998 merekomendasikan pemecatan Prabowo Subianto dari dinas kemiliteran atas dugaan pelanggaran etika pada peristiwa Mei 1998.
Kini, hampir tiga dekade kemudian, kedua tokoh ini justru bersatu dalam pemerintahan. Presiden Prabowo, yang memaafkan dan memilihnya, menyerahkan tampuk koordinasi sektor polhukam—termasuk TNI dan Polri—kepada tangan dingin Djamari.
"Kita membutuhkan orang-orang yang profesional, berintegritas, dan berani mengambil keputusan tepat untuk kemajuan bangsa. Saya percaya Pak Djamari adalah orang yang tepat," ujar Presiden Prabowo usai pelantikan.
Djamari Chaniago, yang lahir di Padang pada 1949, memiliki karier militer yang cemerlang. Ia pernah menjabat sebagai Pangdam Siliwangi (1997-1998), Pangkostrad (1998-1999), Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (1999-2000), dan akhirnya Kasum TNI (2000-2004). Pengalamannya memimpin di masa transisi reformasi membuatnya dianggap memahami betul tantangan keamanan nasional yang dinamis.
Pasca-pensiun, pria lulusan Akmil 1971 ini tetap aktif, antara lain sebagai Komisaris Utama PT Semen Padang dan anggota MPR.
Pengamat politik menyoroti pelantikan ini sebagai langkah berani Presiden Prabowo yang menunjukkan kedewasaan berpolitik dan komitmen pada rekonsiliasi nasional. "Ini adalah simbol reunifikasi sejarah. Prabowo menunjukkan bahwa ia lebih mengedepankan kapabilitas ketimbang dendam masa lalu," kata seorang pengamat yang enggan disebut namanya.
Dengan pengalaman dan rekam jejaknya, Djamari Chaniago diharapkan dapat mengawal sektor polhukam yang menjadi tulang punggung stabilitas nasional, membawa pendekatan profesional militer yang telah dibentuknya selama puluhan tahun.