
Menjelang Musorprov KONI Sumbar: Antara Demokrasi Olahraga dan Bayang-Bayang Intervensi
Menjelang Musorprov KONI Sumbar: Antara Demokrasi Olahraga dan Bayang-Bayang Intervensi
Oleh : Syaiful Husein
Ketua SIWO PWI Sumbar
Menjelang Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) KONI Sumbar yang dijadwalkan berlangsung Senin (29/9/2025), tensi politik olahraga di Ranah Minang kian memanas. Aroma lobi hingga dugaan intervensi politik mewarnai persaingan dua kandidat kuat: Tommy Irawan Sandra dan Hamdanus.
Untuk memperkuat posisinya, Hamdanus menggandeng Anandya Dipo Pratama (Dipo) sebagai pasangan. Duet ini disebut-sebut mendapat sokongan dari sejumlah pihak berpengaruh, bahkan dikaitkan dengan dukungan informal kepala daerah.
Namun, dinamika berubah menjelang hari-H. Informasi yang beredar menyebut adanya upaya lobi agar Tommy mundur dari pencalonan. Puncaknya, pada Jumat malam (26/9/2025), Tommy dikabarkan hadir dalam undangan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi di Istana Gubernur. Pertemuan itu juga dihadiri Hamdanus dan Dipo.
Menurut sumber, Gubernur Mahyeldi menekankan pentingnya kebersamaan dalam membesarkan olahraga Sumbar. Akan tetapi, pesan moral tersebut justru memunculkan spekulasi adanya tekanan politik agar salah satu kandidat, yakni Tommy, mengalah.
Lebih jauh, sejumlah kepala daerah disebut mulai menghubungi KONI kabupaten/kota serta cabang olahraga (cabor) pemilik suara sah. Tujuannya diduga untuk menggalang dukungan bagi pasangan Hamdanus–Dipo. Manuver ini pun menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan pengurus KONI daerah.

Seorang pengurus KONI daerah yang enggan disebutkan namanya menyayangkan praktik semacam itu.
“Jika masih ada intervensi seperti ini, bagaimana olahraga bisa maju? Semua jadi titipan. Ini tidak sehat,” tegasnya.
Ia juga membenarkan kabar pertemuan kandidat dengan Gubernur. “Pemilihan Ketua KONI seharusnya berjalan sesuai aturan dan jauh dari lobi-lobi yang merugikan masa depan olahraga Sumbar,” tambahnya.
Di sisi lain, Tommy Irawan Sandra memastikan tetap maju dan tidak gentar menghadapi tekanan.
“Tidak ada kata mundur. Saya tidak ingin mengecewakan KONI daerah dan cabor yang sudah menyatakan dukungan kepada saya,” ujarnya usai menghadiri pertemuan tertutup dengan sejumlah pengurus olahraga.
Meski demikian, ia menegaskan akan menghormati hasil Musorprov. “Apapun hasilnya, saya tetap mendukung kemajuan olahraga di Sumatera Barat,” pungkasnya.
Musorprov KONI Sumbar kali ini bukan sekadar ajang demokrasi olahraga, tetapi juga menjadi cermin kompleksitas politik di balik layar. Semua mata kini tertuju pada Senin, 29 September, saat suara akan menentukan arah dan masa depan olahraga Ranah Minang.