Basril Basyar: Jejak Pengabdian dan Keteladanan Seorang Wartawan Minang

Basril Basyar: Jejak Pengabdian dan Keteladanan Seorang Wartawan Minang

Oleh : dhiwa

Glitik – Di usianya yang ke-66 tahun, semangat Basril Basyar dalam dunia jurnalistik tetap membara. Sosok senior yang kerap terlihat dalam berbagai forum pers ini masih menunjukkan keteguhan saat membela prinsip-prinsip jurnalistik. Bagi Revdi Iwan Syahputra, Pemimpin Redaksi Rakyat Sumbar, Basril bukan hanya kolega, melainkan guru dan sumber inspirasi.

“Bagaimana kami, ia adalah jalan. Jalan yang mengajarkan bahwa jurnalisme adalah bentuk pengabdian, bukan sekadar pekerjaan,” kata Revdi tentang sosok yang akrab disapa BB di kalangan wartawan Minang.

Perjalanan Karier dan Dedikasi

Lahir di Padang pada 7 April 1959, Basril tumbuh dalam lingkungan budaya Minang yang kaya akan tradisi lisan. Latar belakang ini turut membentuk kepekaannya sebagai seorang wartawan. Ia aktif membagi waktu antara menulis, mengajar jurnalistik, dan berorganisasi.

Selama dua periode memimpin PWI Sumbar (2007–2015), Basril berhasil menciptakan iklim pers yang hangat dan kolaboratif. Tak hanya di dunia jurnalistik, ia juga dipercaya menjabat sebagai Komisaris PT Semen Padang dan Ketua Harian Pengprov PBSI Sumbar.

“Keistimewaannya terletak pada kemampuannya menjalin relasi dengan berbagai kalangan. Ia sama nyamannya ngobrol di warung kopi seperti halnya berdiskusi dengan pejabat. Itu yang membuatnya dihormati,” tutur Revdi.

Menghadapi Cobaan dengan Integritas

Kariernya tidak selalu mulus. Pada 2022, tak lama setelah terpilih kembali sebagai Ketua PWI Sumbar, ia justru diberhentikan oleh Dewan Kehormatan PWI Pusat karena statusnya sebagai ASN—tanpa proses klarifikasi sebelumnya.

Meski mendapat perlakuan tidak adil, Basril memilih melawan melalui jalur hukum dan memperjuangkan prosedur yang benar. “Dari sikapnya itu, kami belajar: wartawan sejati harus berani membela kebenaran, termasuk untuk dirinya sendiri,” ujar Revdi.

Pengakuan Kembali dan Kepercayaan Nasional

Keteguhannya berbuah pengakuan. Pada 2025, Basril ditunjuk sebagai Anggota Dewan Penasehat PWI Pusat untuk periode 2025–2030 oleh Ketua Umum PWI Pusat, Akhmad Munir. Langkah ini menjadi bukti bahwa integritasnya tak tergoyahkan.

“Penunjukan itu bukan hanya tentang jabatan, melainkan pengakuan atas konsistensi dan dedikasinya yang tidak pernah surut,” kata Revdi.

Warisan Nilai untuk Generasi Penerus

Meski telah memasuki usia senja, semangat dan nilai-nilai yang dipegang Basril tetap relevan bagi generasi muda. Cara ia menulis, memimpin, dan menghadapi tekanan menjadi teladan berharga.

“Para jurnalis muda harus meneladani Pak Basril. Dari beliau, kita paham bahwa jurnalisme adalah tentang pengabdian, kesetiaan pada nilai-nilai, dan keberanian untuk berbeda,” tegas Revdi.

Basril Basyar mungkin dikenal sebagai wartawan senior, tetapi bagi yang mengenal dekat, ia adalah pribadi rendah hati yang meninggalkan warisan inspiratif sepanjang zaman.